
Mencari Rumah yang Hilang | Tebuireng Online
Yang Tidak Pernah Pulang
Ada rumah yang dibangun dari rindu:
bata-batanya bisikan, atapnya kenangan.
Ia berdiri di tengah padang ilalang,
namun pintunya menghadap dada siapa saja
yang pernah ditinggalkan.
Orang-orang datang dan bertanya,
“Apakah ini tempat tinggal?”
Tapi rumah itu hanya diam.
Ia lebih paham cara tinggal dalam ingatan
daripada di sebuah alamat.
Setiap malam, ia menyalakan lampu
di dalam hati orang-orang yang lupa
bahwa mereka pun pernah menjadi pelabuhan.
Pohon yang Tidak Pernah Gugur
Ada pohon yang tak pernah kehilangan daunnya.
Bukan karena musim tak berganti,
melainkan karena tiap helainya
menyimpan cerita yang enggan pergi.
Daun-daun itu bukan hijau,
melainkan berwarna luka yang sudah sembuh.
Mereka bergetar saat angin lewat,
seolah mengucapkan kata
yang tak pernah selesai diucapkan.

Kadang, seseorang bersandar padanya
dan tiba-tiba menangis
meski tak tahu sebabnya.
Mungkin karena ia tak pernah gugur,
kita sadar:
tak semua kehilangan harus terlihat jatuh.
Di Tepi Waktu
Di tepi waktu, saat menit enggan berlari,
aku duduk bersama bayanganku,
lalu bertanya:
“Apakah kau masih mengenalku?”
Ia tersenyum samar,
menyodorkan cermin dari masa kecil,
yang retaknya membentuk peta pulang.
Aku menatap mataku sendiri
ada langit di sana,
namun juga lubang-lubang kecil
tempat kecewa pernah tidur.
“Tak apa,” kataku akhirnya.
“Aku tak ingin kembali,
hanya ingin berdamai.”
Dan waktu pun berjalan lagi,
kali ini, aku ikut melangkah.
Penulis: Albii
Editor: Rara Zarary
Game Center
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime