Surat yang Tak Pernah Sampai
1 min read

Surat yang Tak Pernah Sampai


Ilustrasi surat-surat yang tak sampai (sumber: bolacom)

Surat dari Sudut Musala
Ibu,
kopiahku masih harum wangi doamu
entah bagaimana caranya
angin pondok bisa membawa rindu
dari dapur rumah kita

Aku belajar sabar dari wajan gosong
dan belajar ikhlas dari sendok plastik
yang sering hilang tapi tak pernah marah

Ayah,
sajadah ini jadi saksi
bagaimana air mataku jatuh
saat namamu kusebut diam-diam di rakaat paling sunyi


Rindu Tak Perlu Izin
Kadang aku ingin curi waktu
mengendap-endap dari jadwal tahfidz
lari pulang
menyelinap masuk ke rumah
lalu tidur di samping Ibu
walau hanya lima menit saja

Tapi pondok tak pernah memberi izin rindu
jadi aku belajar merawatnya dalam diam
seperti menyiram tanaman rahasia
yang kusembunyikan di hati

Setiap malam, aku titipkan rindu
pada langit yang sama
semoga Tuhan menyampaikannya
lewat bintang paling terang


Pulang Lewat Mimpi
Aku tak pulang, tapi semalam bermimpi bermain layang-layang
bersama ayah di lapangan belakang rumah tanpa ustadz, tanpa hafalan, tanpa “ayo tidur!” Ibu tersenyum di jendela
sambil menggenggam air jeruk hangat yang katanya bisa menyembuhkan
rindu santri kelas tiga

Tapi pagi iniaku kembali bangun
dengan sarung miring dan bantal yang basah di satu sisi



Penulis: Raiya Adjie Pratama

Editor: Rara Zarary

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online





Game Center

Game News

Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime

Gaming Center