Surat yang Tak Pernah Sampai
Surat dari Sudut Musala
Ibu,
kopiahku masih harum wangi doamu
entah bagaimana caranya
angin pondok bisa membawa rindu
dari dapur rumah kita
Aku belajar sabar dari wajan gosong
dan belajar ikhlas dari sendok plastik
yang sering hilang tapi tak pernah marah
Ayah,
sajadah ini jadi saksi
bagaimana air mataku jatuh
saat namamu kusebut diam-diam di rakaat paling sunyi
Rindu Tak Perlu Izin
Kadang aku ingin curi waktu
mengendap-endap dari jadwal tahfidz
lari pulang
menyelinap masuk ke rumah
lalu tidur di samping Ibu
walau hanya lima menit saja
Tapi pondok tak pernah memberi izin rindu
jadi aku belajar merawatnya dalam diam
seperti menyiram tanaman rahasia
yang kusembunyikan di hati
Setiap malam, aku titipkan rindu
pada langit yang sama
semoga Tuhan menyampaikannya
lewat bintang paling terang
Pulang Lewat Mimpi
Aku tak pulang, tapi semalam bermimpi bermain layang-layang
bersama ayah di lapangan belakang rumah tanpa ustadz, tanpa hafalan, tanpa “ayo tidur!” Ibu tersenyum di jendela
sambil menggenggam air jeruk hangat yang katanya bisa menyembuhkan
rindu santri kelas tiga
Tapi pagi iniaku kembali bangun
dengan sarung miring dan bantal yang basah di satu sisi
Penulis: Raiya Adjie Pratama
Editor: Rara Zarary

Game Center
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime