Menyambut Cahaya Muhammad | Tebuireng Online
4 mins read

Menyambut Cahaya Muhammad | Tebuireng Online


Sumber ilustrasi: bikin berita

Saat itu di Makkah keadaan malam sunyi, udara terasa sejuk bersama dengan angin sepoi-sepoi, gemerlapnya bintang memancarkan cahaya lembutnya. Di rumah yang sangat sederhana, Aminah binti Wahab sedang merasakan detik-detik yang sangat menegangkan dan penuh rahasia. Ia selalu teringat mimpinya beberapa hari yang lalu, ada yang mengatakan bahwa Aminah binti Wahab telah mengandung pemimpin ummat, jika bayi itu lahir maka Aminah mengucapkan ‘Aku lindungkan dia kepada Allah Yang Maha Esa dari segala kedengkian’ dan bayi itu kelak harus dinamai Muhammad.

Hatinya bergetar. Aminah sangat yakin bahwa bayi yang dikandungnya bukanlah bayi biasa, karena sejak hamil ia tidak merasakan kesusahan apapun, tidak merasakan berat seagaimana wanita hamil lainnya. Yang ia rasakan justru ketenangan dan kedamaian. Suaminya, Abdullah telah wafat sejak bayi tersebut 2 bulan dalam kandungan.

Malam Senin, 12 Rabi’ul Awwal, bertepatan dengan Tahun Gajah sekitar 570 Masehi bayi laki-laki itu lahir dengan wajah bersih, menggetarkan Arsy, seluruh langit dipenuhi cahaya hingga malam itu menjadi terang. Malam itu pula bumi bergetar dahsyat, hingga meruntuhkan berhala-berhala yang ada di  dalam Ka’bah. Sumur air zam-zam semakin deras mengalir. Tangisan sangat lembut seolah-olah sedang berdzikir kepada sang pencipta, berbeda dengan bayi pada umumnya yang menangis kencang saat dilahirkan. Para wanita Quraisy yang hadir di rumah Aminah terpesona melihat bayi itu. Cahaya bayi itu hingga menerangi istana-istana di negeri Syam.

Baca Juga: Mengenal Nasab Nabi Muhammad: Menyingkap Fakta, Menyemai Cinta

Abdul Muthalib, sang kakek dari bayi tersebut mengetahui kelahiran cucunya itu, ia langsung bersiap menuju rumah Aminah.  Dengan hati yang berdebar, ia meneteskan air mata di pipinya. Tak lama setelah kelahiran bayi itu, Abdul Mutholib mengadakan makan-makan atau syukuran. Aminah dengan menggendong bayinya melihat semua orang dari balik jendela sangat bahagia mendapatkan makanan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Siang hari, semua orang berkumpul untuk memberi nama bayi tersebut. Biasanya orang memberi nama anaknya dengan nama kesukuannya. Akan tetapi Abdul Mutholib adalah orang yang mengimani ajaran Nabi Ibrahim. Abdul mutholib berjalan menuju Hajar Aswad untuk bertabaruk menentukan nama bayi tersebut dengan dihadiri oleh sejumlah penduduk Quraisy, dan Abdul Mutholib memberikan nama Muhammad.

Orang Quraisy heran, “mengapa engkau memilih nama itu wahai Abdul Mutholib?”

“Aku ingin ia dipuji di langit dan di bumi,” ujar Abdul Mutholib dengan penuh rasa haru dan bahagia.

Kelahiran Muhammad tidak hanya disambut oleh keluarganya, tetapi juga menjadi isyarat di berbagai negeri dengan adanya peritiswa-peristiwa yang luar biasa. Seperti di Persia, istana Kisra tiba-tiba berguncang hebat hingga 14 menaranya runtuh. Api abadi kepunyaaan kaum majusi yang telah menyala lebih dari seribu tahun seketika padam. Di Yastrib (Madinah), seorang rabbi Yahudi keluar pada malam itu, ia melihat bintang yang selama ini telah dinantinya sejak lama, yakni bintang tanda lahirnya seorang nabi. Rabbi itu berseru kepada kaumnya

“Bintang Ahmad telah terbit malam ini.”

Baca Juga: Privilege yang Dimiliki oleh Umat Nabi Muhammad SAW

Namun bukannya bahagia dan terharu menyambut kelahiran bayi tersebut, mereka malah cemas sebab tanda itu telah mengisyaratkan bahwa nabi terakhir tidak lahir dari nasab Bani Israil melainkan dari keturunan Ismail dari bangsa Arab.

Di rumah kecilnya yang sangat sederhana, Aminah menatap putrinya dengan mata yang berkaca-kaca, penuh haru dan menaruh harapan bagi seorang ibu. Ia merasa bahwa hidupnya tidak akan panjang, dan ia juga merasa bahwa akan meninggalkan bayi tersebut dalam usia dini. Namun, ia tahu bahwa adal Allah yang akan menjaga bayi tesebut. Denga suara yang lembut ia berbisik

“Anakku, engkau adalah amanah dari Allah. Engkau lahir membawa cahaya, rahmat, dan harapan bagi dunia. Semoga allah selalu menjagamu.”

Malam itu menjadi awal sejarah baru. Yang telah lahir seorang anak yatim, kelak akan mengubah wajah dunia dengan ajaran tauhid. Dialah Muhammad bin Abdullah, sang pembawa rahmat bagi seluruh alam. Allah telah menyiapkan tanda-tanda kelahirannya agar manusia sadar bahwa tidak ada kelahiran yang lebih mulia daripada kelahiran sorang nabi terakhir yang akan menyatukan umat manusia dalam naungan cahaya Islam. Allahumma Sholli ‘ala Sayyidina wa Maulana Muhammad.



Penulis: Nabila Rahayu
Editor: Rara Zarary


News
Berita
News Flash
Blog
Technology
Sports
Sport
Football
Tips
Finance
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Kekinian
News
Berita Terkini
Olahraga
Pasang Internet Myrepublic
Jasa Import China
Jasa Import Door to Door