
Gus Kikin Tegaskan Komitmen Tebuireng Jaga Tradisi Ngaji Shahih Bukhari-Muslim
Tebuireng.online— Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Machfudz menegaskan komitmen Tebuireng dalam menjaga tradisi ngaji kitab Shahih Bukhari dan Muslim yang telah diwariskan oleh pendiri pesantren, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. Amanat tersebut disampaikan saat penutupan kegiatan Nasyrussanad di Masjid Pesantren Tebuireng, yang dihadiri oleh para mujaz dari berbagai pondok pesantren se-Jawa Timur, Jumat (25/7/2025).
“Alhamdulillah, hari ke-13 kita sudah selesaikan. Rasanya lega. Ini seperti restoran dengan banyak menu, dan menu utamanya adalah kitab Bukhari dan Muslim. Ini yang biasa dibawakan Hadratussyaikh selama bulan Ramadan,” ungkap Yai Kikin dalam sambutannya.
Baca Juga: Ketua RMI PBNU Ungkap Syukur Ikuti Pengajian di Pesantren Tebuireng
Beliau menjelaskan, di masa lalu Hadratussyaikh membaca dan menjelaskan hadis tidak hanya selama Ramadan, namun sering kali dimulai bahkan sebelum Ramadan. Dalam sehari, ngaji hadis bisa dilakukan dari pagi, siang, sore, hingga malam hari, bahkan kadang sampai pukul 01.00 dini hari. Meski begitu, kitab Shahih Bukhari tetap tidak bisa selesai dalam satu Ramadan dan biasanya baru khatam dalam dua Ramadan. Adapun Shahih Muslim biasanya selesai dalam satu bulan Ramadan.
“Kalau sekarang, kita membaca saja. Karena mujaznya berasal dari pesantren dan masing-masing peserta sudah mengaji sendiri-sendiri. Di sini hanya untuk menyambung sanad,” lanjutnya.

Tradisi ini terus dijaga di Tebuireng, meskipun pola liburan santri saat ini telah berubah. Jika dulu para santri tetap tinggal di pesantren hingga menjelang lebaran, kini sebagian besar sudah pulang sejak tanggal 17–20 Ramadan. Karena itu, pembacaan kitab pun dimulai lebih awal.
Baca Juga: Gus Ulil: Cita-cita Saya Sambung Sanad Tebuireng Tercapai
Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari program Nasyrus Sanad yang dilaksanakan oleh Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU atas perintah langsung Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf. Tujuan dari program ini adalah untuk menyebarluaskan dan menyambungkan sanad pembacaan hadis ke lebih banyak pondok pesantren di seluruh Indonesia.
“PBNU mengharapkan program ini bisa terus berkembang. Hari ini sudah tersambung 52 pesantren. Nantinya Monggo panjenengan sambungkan ke pesantren lain. Insyaallah akan terus meluas, mudah-mudahan bisa sampai seluruh Jawa, Madura, bahkan Indonesia,” kata beliau.
Baca Juga: KH Miftachul Akhyar Sebut Sanad Menjadi Penjaga Ajaran Islam
KH. Abdul Hakim juga menekankan pentingnya menjaga sanad keilmuan di tengah perubahan zaman yang sangat cepat. Ia menyebut bahwa menjaga sanad ini adalah bagian dari al-muhafadhotu ‘ala al-qadimis shalih, yakni mempertahankan tradisi keilmuan yang baik dan mulia.
“Mudah-mudahan sanad kita tetap tersambung kepada para leluhur, para auliya, para kiai, hingga sampai kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Semoga kita semua kelak dikumpulkan bersama mereka,” tutupnya.
Pewarta: Albii
Editor: Rara Zarary
Game Center
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime