Halusinasi dan Hakikat Ghaib: Penampakan dalam Perspektif Agama dan Sains
5 mins read

Halusinasi dan Hakikat Ghaib: Penampakan dalam Perspektif Agama dan Sains


Ilustrasi. Sumber: pexel.com

Fenomena penampakan merupakan sudah sesuatu yang sering kita dengar. Kita semua tahu banyak sekali cerita tentang arwah berkeliaran, jin, atau sosok tak kasat mata lainya yang ada dalam berbagai budaya, agama, dan film. Hal tersebut semakin memperkuat keyakinan banyak orang tentang keberadaan makhluk tersebut. Akan tetapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat, banyak orang mulai mengaitkan fenomena ini dengan kondisi psikologis. Oleh karena itu, kamu ingin menjelaskan lebih dalam tentang penampakan ini, baik dari kata mata agama maupun sebagai halusinasi dalam dunia sains.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 2-3, Allah SWT. berfirman:

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ ۝٢ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ۝٣

Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya;(ia merupakan) petunjuk bagi orang yang bertakwa, (Yaitu) orang-orang yang beriman pada yang ghaib, menegakkan salat, dan menginfakkan Sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka.”

Dalam surat Al-Araf ayat 27, Allah SWT. berfirman

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ كَمَآ أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ ٱلْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَٰتِهِمَآ ۗ إِنَّهُۥ يَرَىٰكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُۥ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا ٱلشَّيَٰطِينَ أَوْلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Artinya: “Wahai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu tertipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga dengan menanggalkan pakaian mereka berdua. Sesungguhnya ia (syaitan) dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan syaitan itu (sebagai) penolong bagi orang-orang yang tidak beriman.”

Dari kedua ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa keimanan terhadap hal-hal yang tidak terlihat oleh pancaindra merupakan salah satu karakter utama orang-orang yang bertakwa. Dalam hal ini, makhluk ghaib yang mencangkup malaikat, jin, serta berbagai perkara tak kasat mata lainya, seperti hari kiamat dan kehidupan setelah kematian (Orcihida Handyana Firdausi Nuzula, et al., 2024:121-122). Tentu saja keberadaan jin atau syaitan yang merupakan makhluk ciptaan Allah telah hidup berdampingan dengan manusia tetapi dengan alam yang berbeda. Yang mana, sesekali syaitan memperlihatkan diri mereka dengan sengaja untuk berinteraksi dengan manusia.

Menurut Ibnu Abbas, jin adalah makhluk yang tinggal di bumi, sedangkan malaikat adalah makhluk yang mendiami langit. Kedua jenis makhluk berperan dalam memakmurkan tempat tinggal mereka masing-masing. Setiap lapisan langit dihuni oleh malaikat yang senantiasa melaksanakan Shalat, bertasbih, dan berdoa kepada Allah. Dengan demikian, jin dikenal sebagai penghuni bumi, sementara malaikat merupakan penghuni langit (Rismawati Hikmawati & Muhammad Saputra,2019:138).

Di satu sisi terdapat perkembangan teknologi dan pengetahuan modern tentang memandang penampakan ini didasarkan pada logika dan penelitian ilmiah. Di mana sains menjelaskan permasalahan tentang penampakan ini dengan melihat bagaimana proses kerja otak manusia. Di mana penampakan dalam sains sering dinamakan halusinasi. Direja mengatakan bahwa halusinasi adalah salah satu tanda gangguan jiwa, di mana individu mengalami perubahan dalam persepsi sensorik. Kondisi ini ditandai dengan munculnya sensasi palsu seperti mendengar suara, melihat, mencium, atau merasakan padahal tidak ada rangsangan nyata dari luar (Novriadi Novriadi, 2024:91).

Kemudian menurut Frensh, ada berbagai faktor yang dapat menjelaskan mengapa seseorang merasa melihat hantu. Hal tersebut bisa disebabkan oleh halusinasi atau kesan seakan-akan kita melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, pareidolia seperti kecenderungan otak untuk mengenali bentuk-bentuk seperti wajah pada objek mati atau pola acak. Ia juga menekankan bahwa ingatan manusia tidak selalu akurat, bahkan sering kali salah atau terdistorsi (Kholida Quthrunnada, 2024: Begini Sains Menjelaskan Hantu, Bisa Dirasakan dan Dibayangkan).

Sejak zaman nenek moyang kita, cerita tentang penampakan makhluk tak terlihat sudah menjadi bagian tak terpisahkan dar budaya dan kepercayaan dalam masyarakat. Dalam Islam sendiri percaya pada yang ghaib seperti jin, malaikat, dan alam setelah kematian adalah pondasi keyakinan yang tak bisa ditawar. Di mana Al-Quran dengan jelas menyebutkan keberadaan mereka seperti yang sudah diterangkan oleh Surah Al-Baqarah ayat 3 yang menyebutkan ciri orang bertaqwa adalah mereka yang beriman kepada yang ghaib. Adapun  Al-A’raf ayat 27 yang mengingatkan bahwa setan bisa melihat kita dari dimensi yang tidak kita sadari.

Sementara itu, dari sudut pandang sains modern menganggap bahwa fenomena penampakan lebih sering dijelaskan sebagai bentuk halusinasi. Ilmu psikologi menyatakan bahwa penampakan tersebut merupakan hasil dari persepsi manusia itu sendiri. Yang mana hal ini dapat terjadi karena stres, trauma, atau gangguan mental. Selain itu, fenomena seperti pareidoli dan distorsi ingatan turut memperkuat penjelasan ilmiah mengenai mengapa seseorang bisa merasakan kehadiran makhluk ghaib.

Dengan demikian penampakan makhluk ghaib dapat kita lihat dari dua sisi yang saling melengkapi. Di mana dari perspektif agama, penampakan merupakan bagian dari eksistensi makhluk ghaib yang keberadaanya wajib diyakini oleh orang yang beriman. Sementara itu, dari sudut pandang sains fenomena ini merupakan respons sistem saraf dan persepsi manusia. Yang mana keduanya memberi pemahaman yang saling melengkapi mengenai misteri yang telah lama menjadi bagian dari pengalaman manusia. Wallahua’lam bisshowab.

Baca Juga: Membongkar Misteri di Balik Kesurupan: Antara Roh atau Sugesti


Sumber:

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Kementerian Agama.

Kholida Quthrunnada, (2024), Begini Sains Menjelaskan Hantu, Bisa Dirasakan dan Dibayangkan, Jakarta: Detikedu.

Novriadi Novriadi, (2024), Halusinasi Terhadap Hantu Dalam Karya Lukis Surealisme, Jurnal Riset Rumpun Seni, Desain, Dan Media, Vol. 3, No. 1.

Orchida Hadyana Firdausi Nuzula, Muhammad Nizarul ‘Alim, Moh. Syafiq Qolbil Auliya, Imamul Mutaqin, (2024), Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Terhadap Penguatan Iman Kepada Makhluk Ghaib Dalam Prespektif Pendidikan Agama Islam. Jurnal Ilmiah Multidisiplin Terpadu, Vol. 8, No. 12.

Rismawati Hikmawati, Muhammad Saputra, (2019), Manidestasi Keimanan Akan Makhluk Ghaib (Jin) Dalam Kehidupan Beragama Umat Islam, Jurnal Aqidah Dan Filsafat Islam, Vol. 4, No. 2, 2019.


Penulis: Surya Bagus Pratama

Editor: Muh. Sutan





Game Center

Game News

Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime

Gaming Center