
Pelajaran Berharga, Antara Masa dan Mimpi yang Dilalui
“Setiap orang punya masanya dan setiap masa ada orangnya” kalimat pembuka pada novel fiksi yang berjudul 4 masa dan 1 mimpi, yang diangkat dari kisah influencer yang sedang naik daun dengan konten dakwahnya di media sosial. Agam Fachrul dan Wahyudi Pratama menulis sebuah novel penggugah jiwa yang diambil dari kisah nyata.
Buku ini memiliki beberapa bab yang memang ditulis sesuai dengan yang penulis rasakan. Di mulai dari masa pertama. Novel yang bercerita tentang bagaimana kehidupan seorang Agam pada masa lalunya, tentang kehadiran yang sebenernya belum diinginkan sebab terkenadala ekonomi yang sangat menipis. Hal ini membuat banyak orang menginginkan untuk merawat dan membiayai Agam, bahkan sampai datang setiap hari untuk meminta Agam agar dirawat oleh orang lain.
Masa tersebut menceritakan bagaimana kehidupan Agam dari segi finansial, pendidikan dan lingkungan. Tentang orang tuanya yang menyekolahkan Agam di madrasah ibdtidaiyah bukan sekolah dasar, padahal jarak tempuhnya sekitar 3-4 km dari rumah. Meski jauh, orang tuanya menginginkan anaknya lebih paham agama dan tidak seperti orang tuanya yang awam prihal agama. Harapan terbesar orang tuanya pun agam bisa menjadi seorang tahfidz yang khatam alquran 30 juz.
Pada masa kedua, buku ini bercerita tentang kehidupan Agam saat masuk di pondok dan menjalani kehidupan di pondok. Di sana Agam pun menjalani kehidupan dengan baik, dan banyak dikenal dengan orang lain. Sebab, Agam adalah orang yang berani tampil di depan umum menyampaikan dakwah di pondok bahkan di tempat lain. Karena terkenal itulah Agam mendapat masalah, hingga kedua orang tuanya datang karena panggilan pondok.
Pada masa ketiga, Agam bercerita tentang masa jenjang Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren Al-Iman yang diasuh oleh Kiai Nur. Selain jadi santri ternyata Agam pun diam-diam menjadi seorang enterprenuer yang tanpa sadar akhirnya dia ketahuan oleh ustadznya. Pada akhirnya semua usahanya harus disita, dan dihancurkan. Sebab menjadi santri di sana itu fokus mengaji saja, bukan yang lain. Setelah itu, Agam pun mendapat tawaran untuk ikut dauroh pengajian di Pondok Pesantren Mataqu Bogor. Di sini Agam mulai menjadi santri yang bandel, bahkan berkali-kali botak sebab hukuman. Alasan sebenarnya Agam pindah adalah untuk mengindari hukuman, hingga pada akhirnya ada masa yang membuat Agam menangis dan merasa sudah waktunya untuk kembali ke jalan yang seharusnya.

Di masa keempat, Agam mulai menata diri menjadi pribadi yang seharusnya, menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain. Mencoba mengulang lagi kehidupan yang dulunya hancur karena kenakalan dan sebagainya. hingga pada akhirnya, dengan memperbaiki diri, bukan hanya allah yang mendekat, tapi jodoh yang sholehah pun merapat. Ternyata Agam diminta untuk menjadi menantu dari pondok yang dulu pernah mengeluarkannya. Kini, agam menjalani kehidupan bersama istri dan anaknya dengan bahagia.
Buku yang diisi dengan banyak kisah dan cerita yang bisa diambil hikmah baiknya. Buku penggugah jiwa yang sangat relate dengan kehidupan saat ini sebagai generasi muda. Cocok dibaca siapa saja,dan sangat menginspirasi siapa pun bagi pembacanya.
Penulis : Agam Fachrul dan Wahyudi Pratama
Penerbit : Akad
Tahun terbit: April 2023
Isbn : 978-623-5953-37-3
Jumlah halaman : 200 hlm
Peresensi : Wan Nurlaila Putri
Editor: Muh Sutan
Game Center
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime