
Sanad dalam Agama Bukan Sekadar Syarat
Khutbah Jumat oleh: KH. Djunaidi Hidayat
اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Melalui khutbah ini mari kita mantapkan komitmen dan kesungguhan kita dalam menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh Allah. Kita jalankan segala hal yang diperintah oleh Allah (المَأْمُوْرَاتُ ). Baik perintah-Nya berupa (الوَاجِبَاتُ) yakni hal-hal yang memang harus kita lakukan. Maupun perintah yang bersifat (المَنْدُوْبَات ) yakni yang perkara-perkara dianjurkan untuk mengerjakannya.
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk-Nya berbeda dengan makhluk lain. Manusia mempunyai keunikan, kompleksitas, dimensi, dan unsur yang berbeda dengan lainnya. Kita diciptakan sebagai manusia ini sebagai makhluk berproses. Penentu dari proses itu adalah akhir dari sebuah kehidupan; entah itu khusnul khatimah atau su’ul khatimah.
Baca Juga: Akhir Zaman, Ikuti Ulama yang Memiliki Khasyah Tinggi
Kehidupan manusia yang begitu rumit dan kompleks ini menjadi alasan Allah memberikan ajaran agama kepada mereka. Allah memberikan akal dan pikiran untuk diisi dengan ilmu agar manusia bisa menjalankan tugas-tugasnya sebagai khalifatullah maupun sebagai abdullah, bukan sebagai abdul maal (hamba harta), abdul jahi (hamba kekuasaan), abdul siyasi (hamba politik).
Agar manusia tetap berada dalam tujuan penciptaan-Nya sebagai hamba-Nya, Allah memberikan agama. Agama ini untuk manusia bukan untuk kepentingan Tuhan. Agama bukan untuk malaikat, karena malaikat diciptakan dalam keadaan yang sudah selesai. Manusia perlu agama guna menyelesaikan problem di kehidupan ini.
Sehingga agama di tangan seorang muslim yang benar, melalui pengajaran yang benar, maka agama akan menjadi solusi dalam pelbagai problem. Agama tidak boleh menambah kerumitan proses kehidupan manusia. Kalau agama menjadi rumit, maka ada persoalan dalam memahami dan menjalani agama. Bisa jadi hal itu lantaran pemahaman atau pilihan pengamalan keagamaan yang keliru.
Agama ini diberikan oleh Allah secara riwayatan dan naqliyyatan. Agama itu proses informasi melalui Rasulullah. Nabi dipilih oleh Allah berdasar kualifikasi yang betul-betul sempurna. Meski manusia, Nabi berkualifikasi tidak seperti manusia pada umumnya (basyarun la kal basyari). Allah menggaransi bahwa Nabi Muhammad tidak mungkin melakukan penyimpangan, kemaksiatan, menyembunyikan informasi atas segala wahyu yang diberikan kepadanya. Nabi juga diberikan kecerdasan luar biasa dalam memahami kehidupan.
Oleh karena itu, agama bersifat riwayatan dan naqliyyatan. Agama bukan dilahirkan dari sebuah penelitian atau observasi. Agama bukan hasil dari kajian laboratorium. Sehingga agama memerlukan sanad. Pembnawa sanad itu harus mempunyai kualifikasi tsiqah, ‘adil, dhabith—sebagaimana dalam ilmu hadis. Karena memiliki sanad, Allah menjamin bahwa agama itu pasti benar. Wahyu Al-Qur’an itu pasti benar, sebagaimana jaminan-Nya, inna nahnu nazzalna al-dzikra, wa inna lahu lahafidzun (sungguh Kami menurunkan Al-Qur’an, dan Kami pula yang menjaganya). Dan kitab-ktiab sebelumnya tidak diberikan jaminan oleh Allah. Taurat tidak diberikan jaminan oleh Allah, begitupula Injil dan Zabur.
Baca Juga: Tidak Ada Hijrah Setelah Fathu Makkah, Lalu Apa Itu Hijrah?
Sehingga orang yang hamilul Qur’an itu adalah petugas Allah dalam menjaga Al-Qur’an. Hal ini menjadi bukti agama Islam itu bersifat autentik dengan kebenaran mutlak. Selain Al-Qur’an, hadis juga diriwayatkan melalui proses yang begitu ketat dari segi cara menyampaikan atau personifikasinya.
Allah memberikan kita akal untuk menyempurnakan hal-hal yang tidak diberikan Allah melalui agama. Sebab urusan dunia ini Allah menyerahkannya kepada kita. Akal itu ilmu, pengetahuan yang bersumber dari kauniyyah. Sesuatu yang diberikan Allah pada setiap penciptaan-Nya. Atau inilah yang disebut sunnatullah yang berulang dan menjadi sebuah kebiasaan. Dan sunnatullah ini lah yang dirumuskan oleh para ahli sebagai ilmu pengetahuan.
Kita yang berada di tengah pesantren ini dengan kekuatan sekaligus, yakni kekuatan agama yang bersifat riwayatan dan naqliyyatan. Kedua yakni kekuatan ilmiah yang dirumuskan melalui kajian terhadap sunnatullah dalam kehidupan ini.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Pentranskrip: Yuniar Indra Yahya
Editor: Rara Zarary
Game Center
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime